DALAM menyemarakkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Surabaya ke-732, Lingkungan Rukun Warga (RW) dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya bersinergi menyelenggarakan pertandingan Bulu Tangkis, pada 17 – 21 Mei 2025.
Catatan redaksi, EkstraMedokanAyu-EMA menggunakan bahasa baku kamus olahraga, menyebut Bulu Tangkis sebagai pertandingan (tanding), ini terkait bila antar pemain berlaga berhadapan.
Istilah untuk kegiatan olahraga, jika antar pemain bersaing berdampingan, disebutkan dan dituliskan sebagai Perlombaan (lomba).
Selengkapnya, sebagai berikut.
- Pendaftaran disampaikan oleh masing-masing Ketua RW atau Bidang Olahraga yang mewakilinya pada Rabo 14 Mei 2025, Pukul 19.00 Wib di Kelurahan Medokan Ayu, sekaligus technical meeting serta undian jadwal pertandingan.
- Pertandingan dilaksanakan dengan sistem gugur, yang terdiri dari 1 pemain tunggal (single) dan 2 regu pemain ganda (dobel). Dengan ketentuan U16 atau U 14 (akan dirumuskan pada saat technical meeting. Sedangkan kentetuan pemain ganda minimal usia 30 tahun.
- 1 (satu) pemain hanya diijinkan satu kali bermain dalam setiap pertandingan. Maka jumlah seluruh pemain yang bertanding dalam 1 (satu) pertandingan adalah 5 (lima) orang dan 1 (satu) orang pemain cadangan. Sehingga jumlah pemain yang didaftarkan ke panitia, sejumlah 6 (enam) orang.
- 5 (lima) pemain diwajibkan ber-KTP Kelurahan Medokan Ayu dan bertempat tinggal sesuai dengan RW dan RT yang tercantum dalam KTP. Hanya 1 (satu) pemain yang boleh memakai surat keterangan domisili tinggal di Kelurahan Medokan Ayu, dikarenakan sebagai warga baru yang belum sempat mengurus KTP
- Pemain wajib hadir 30 menit sebelum jadwal lomba dimulai dan diwajibkan tepat waktu. Apabila pemain sudah diberikan toleransi waktu tunggu 15 menit dan dipanggil 3 kali oleh panitia dan tetap tidak hadir, maka dinyatakan otomatis gugur.
- Setiap peserta lomba wajib membawa raket sendiri.
- Keputusan Panitia dan Juri tidak dapat diganggu gugat.
- Suporter harus menjunjung tinggi sportifitas, menjaga etika sopan santun, tidak memprovokasi dan dilarang ada perkelahian fisik maupun adu mulut.
(Didik Tri Winarno, Priono Subardan)